Menilik Seni Instalasi Yayoi Kusama
Ada yang pernah dengar nama Yayoi Kusama?
Beliau adalah seorang seniman kontemporer yang berfokus pada bidang pematungan dan instalasi. Karya-karyanya beraliran seni konseptual dengan membawa unsur feminisme, minimalisme, surealisme, art brut, seni populer, dan ekspresionisme abstrak dan dipadukan dengan konten otobiografi, psikologis, dan seksual. Ia diakui sebagai salah satu seniman Jepang paling berpengaruh di dunia [1].
Yayoi Kusama, lahir pada tahun 1929 dan mulai membuat gambar dan cat air pada tahun 1950-an. Pada usia 27 tahun, ia meninggalkan Jepang menuju Amerika Serikat dan menetap di New York hingga tahun 1972, sebelum kembali ke Jepang pada tahun 1977, dimana ia tinggal sampai sekarang [2].
"Bagi saya seni adalah ekspresi kehidupan saya, khususnya penyakit mental (yang saya punya)". Yayoi Kusama [3].
Mungkin teman-teman sudah pernah melihat gambar sebagai berikut:
2) The Spirit of the Pumpkins Descended into the Heavens (www.willowbones.com)
4) The milestone for the new space (2012) (www.pinterest.com)
Dilihat dari beberapa seni instalasi diatas, Kusama begitu terobsesi dengan polkadot. Tidak ada seniman yang mewujudkan kehidupan penuh obsesi sepertinya. Sebagai seorang anak, ia mulai melihat polkadot ke mana pun ia pergi. Selama lebih dari 70 tahun, seniman yang penuh teka-teki dan problematika ini telah mengeksplorasi lingkaran sebagai metafora, pola, penyakit, dan obat [4].
Pada Minggu, 27 Maret 2022, tepat sehari setelah kembali dibukanya Museum MACAN (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara) aku mengajak teman-teman untuk berkunjung kesana. Seperti gambar yang aku suguhkan diatas, tujuanku ke Museum MACAN tidak lain tidak bukan adalah mau lihat dan menikmati seni instalasi Kusama yang berjudul Infinty Mirrored Room - Brilliance of The Soul (2014). Seperti pucuk dicinta ulam pun tiba, museum ini kembali membuka untuk umum setelah tutup sementara selama masa pandemi. Seni instalasi-nya Kusama menjadi display utama dalam pembukaan periode ini. Sudah banyak yang tahu kalau museum MACAN memang selalu mengubah display secara berkala. Lukisan atau seni instalasi yang aku tampilkan dibawah sebagai berikut belum tentu sama kalau teman-teman kesana di waktu mendatang. Bahkan bisa jadi berbeda total.
Tujuan pertama dan terakhir tentu Infinity Mirrored Room, uniknya aturan yang diberlakukan adalah kita diizinkan masuk selama 60 detik aja dengan maksimal diisi oleh 2 orang. Kalau misal masih belum puas kita bisa ikut mengular kembali ke barisan antrian wkwk. Aku pun antri tiga kali, satu kali bersama temanku, dua kalinya aku sendiri sebelum pulang. Ruang instalasi diperuntukkan bagi 2 orang saja karena memang tidak lebar dan menghindari kerusakan apabila diisi oleh banyak orang. Saat pertama kali masuk, kita seperti dibawa ke dimensi lain.
Ruangannya penuh dengan cermin, lebih tepatnya sekeliling kita cermin, sampai pintu masuk diawal tadi ya cermin. Kita juga dilarang untuk menyentuh apapun selama didalam, sudah disediakan jalur untuk pijakan kaki agar tidak bersentuhan dengan lampion-lampionnya. Enam puluh detik itu cepet bangetttt... apalagi kalau kita masuk cuma emang mau menikmati dan mengamati. Kusama benar-benar brilliant, sesuai dengan judulnya. Ia mampu membawa kita ke dalam dunianya, perasaannya dan pemikirannya. Kita seperti dibawa ke dalam sebuah ruangan yang tak terhingga, ya memang betul. Pantulan diri dari berbagai sisi cermin yang terfleksi ke cermin lainnya, memantul satu sama lain, nampak tak terhingga ujungnya akan sampai mana.
Dilansir dari laman Dazed Digital [5], sepanjang hidupnya, Kusama telah beralih ke seni untuk membantunya melalui masa-masa sulit, dan seni lah yang membantu memulihkannya (beliau pernah mencoba melompat dari jendela kamar apartemen namun diselamatkan oleh cedera fatal). Kusama dengan seni instalasi bola-bola cermin menghadiri Venice Biennale tahun 1966 merilis pertunjukannya sendiri di luar pameran seni utama. Digambarkannya seperti jendela kamar apartemen, menyertakan permukaan penuh cermin tak terhingga. Sekarang seni instalasi tersebut sudah dikenal di berbagai belahan dunia. Obsesinya terhadap polkadot juga diakui secara luas. Banyak seniman yang membawa klaim karya serupa, tetapi soal infinity room, beliaulah pionirnya.
Note: Pemesanan tiket masuk di Museum MACAN hanya dilakukan secara online ya, jadi pastikan temen-temen booking/reservasi dulu sebelum pergi kesana. Teman-teman bisa langsung saja meluncur ke laman ini https://www.museummacan.org/. Bisa cek juga di instagramnya, kira-kira seni instalasi apa yang sedang dipamerkan.
0 comments