Kontemplasi Pandemi

by - April 21, 2020

pic source: rawpixel.com 
        
        Mahluk tidak kasat mata yang menggegerkan dunia sejak akhir Desember 2019 tersebut mengakibatkan chaos dimana-mana. Tentu tidak hanya di bidang kesehatan saja yang kewalahan, sektor apapun semua mengalami kekacauan. Kalau dipikir, tidak habis pikir memang. Tahun 2020 yang diharapkan banyak hal baik yang menakjubkan justru di awal bulan kita semua disuguhkan dengan berita kematian dari berbagai sudut dunia. Tidak lain tidak bukan yaitu peristiwa pandemi COVID-19.
              Mendengar kata pandemi ini sebenarnya bukan pertama kali dunia dibuatnya ramai. Pandemi merupakan suatu epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua atau di seluruh dunia.  Definisi mudahnya pandemi yaitu terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografis yang luas.
Epidemi atau wabah sendiri adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu dengan laju yang melampaui laju “ekspektasi” (dugaan). Lain hal dengan endemi, merupakan penyakit umum yang terjadi pada laju konstan namun cukup tinggi pada suatu populasi tanpa adanya pengaruh dari luar. Penyakit endemi yang meluas dengan jumlah orang yang terinfeksi tercatat stabil bukan merupakan pandemi. Pun suatu penyakit atau keadaan yang meskipun telah menewaskan banyak orang (misal: kanker) tidak dapat dikategorikan sebagai pandemi karena penyakit tersebut tidak dapat ditularkan. Menurut WHO (World Health Organization), suatu pandemi dikatakan terjadi bila ketiga syarat berikut terpenuhi:

  • Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi bersangkutan,
  • Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius,
  • Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.
Adapun kompilasi pandemi (epidemi/wabah global) berdasarkan sejumlah referensi yang saya tangkap adalah sebagai berikut:

  • 165 – 180 M. Wabah Antonius. Diduga seperti variola (cacar) dan campak di Asia kecil, Mesir, Yunani dan Italia. Memakan korban sebanyak 5 juta jiwa.
  • 541 M. Wabah Yustinianus/Justinian. Penyakit Pes, dimulai dari Mesir kemudian ke hampir di seluruh dunia terutama Asia Selatan dan Tengah, Afrika Utara dan Eropa dengan data korban sebanyak 25 juta jiwa.
  • 1346 – 1353. Black Death. Penyakit akibat bakteri Yersinia pestis dari kutu dan tikus yaitu Pes, merebak kembali di Eropa, Afrika dan Asia. Terdata jumlah mortalitas sekitar 75 – 200 juta jiwa.
  • 1817 – 1824. Pandemi Kolera Pertama. First Asiatic Cholera Pandemic. Awal mula dari India kemudian menyebar di kawasan Asia dan Eropa. Ratusan ribu orang meninggal akibat pandemi ini, termasuk prajurit Britania yang kematiannya menarik perhatian Eropa.
  • 1829 – 1830. Pandemi Kolera Kedua. Episentrumnya berpindah ke Eropa. Kemudian merambah ke benua Amerika melalui jalur dagang.
  • 1852 – 1860. Pandemi Kolera Ketiga. Pandemi kolera yang dianggap paling mematikan. Bermula dari India dan menyebar cepat melalui Iran ke Eropa Amerika Serikat hingga ke seluruh dunia. Terutama menyerang Rusia. Data total korban lebih dari 1 juta jiwa.
  • 1863 – 1875. Pandemi Kolera Keempat. Menyebar terutama di Eropa dan Afrika
  • 1881. Pandemi Kolera Kelima.
  • 1889 – 1890. Pandemi Flu Asiatik. Influenza dari Asia, Kanada hingga ke seluruh dunia. Jumlah kematian ada 1 juta jiwa saat itu.
  • 1899 – 1923. Pandemi Kolera Keenam. Tiga periode pandemi kolera terakhir tidak separah tiga periode awal. Rusia kembali terserang secara parah. Meski begitu setiap negara yang terserang kolera tetap memakan korban hingga ratusan ribu jiwa.
  • 1918 – 1920. Pandemi Flu Spanyol. Influenza di seluruh dunia dengan jumlah kematian sebanyak 20 – 50 juta jiwa.
  • 1956 – 1958. Pandemi Flu Asia/Flu Burung (H2N2). Influenza dari China ke Hong Kong, Singapura dan Amerika Serikat hingga ke seluruh dunia. Data korban tercatat sejumlah 4 juta jiwa.
  • 1961. Pandemi Kolera Ketujuh. Dimulai dari Indonesia dan disebut Kolera Eltor, sesuai dengan nama bakteri penyebabnya, kemudian menyebar ke Bangladesh, India dan Rusia.
  • 1968. Pandemi Flu Hong Kong. Influenza dari Hong Kong ke Singapura, Vietnam, India, Australia, Eropa dan Amerika Serikat. Lebih dari satu juta jiwa meninggal dunia akibat penyakit ini.
  • 1981 – saat ini. Pandemi HIV/AIDS. Menjangkau ke seluruh dunia dengan data korban terkumpul sebanyak 36 juta jiwa.
  • 2009. Pandemi Flu Babi (H1N1). Secara resmi WHO menekankan bahwa pernyataan pandemi satu ini adalah karena penyebaran virusnya, bukan karena tingkat bahayanya. Pandemi ini tidak terlalu berdampak parah di negara-negara yang relatif maju.
  • 2019 – 2020. Pandemi COVID-19. Pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akibat 2019-nCoV (2019-Novel Coronavirus). Ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020. Telah dilaporkan lebih dari 210 negara dan teritori, termasuk Indonesia.
Wabah yang cukup menggemparkan dunia yang juga disebabkan oleh Coronavirus (CoV) yaitu ada SARS dan MERS. Pada tahun 2002 – 2004, wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) akibat SARS-CoV yang berasal dari China, menyebar ke lebih dari 25 negara. Kasus berakhir dengan jumlah terkonfirmasi 8.096 dan 774 kematian. Sedangkan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) akibat MERS-CoV, sesuai dengan namanya penyakit ini berasal dari Timur Tengah yaitu Saudi Arabia dan disebut juga dengan Flu Unta karena faktor risikonya adalah orang yang kontak dengan unta atau produk dari unta. Pertama kali muncul pada tahun 2012 dan telah menularkan ke ribuan orang di lebih dari 26 negara. Tercatat sudah ada 866 kematian.         
       Lain lagi dengan virus H5N1 yang sempat riuh juga diperbincangkan. Virus tersebut mengakibatkan penyakit flu burung yang kemudian manusia dapat tertular. Meskipun sampai sekarang belum ada kejadian kuat yang dapat menularkan dari manusia ke manusia. Penyakit ini berpeluang menjadi pandemi. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi pada unggas yang berisiko. Pertama kali outbreak dilaporkan pada Juni 2008 di 5 negara yaitu China, Mesir, Indonesia, Pakistan dan Vietnam. Pada Juli 2013, telah terkonfirmasi jumlah kematian akibat virus tersebut oleh WHO sebanyak 375 jiwa sejak tahun 2003.
             Melihat dan mengamati, pandemi atau epidemi yang terjadi sejak dahulu hingga sekarang, sebagian besar disebabkan karena virus yang berasal dari hewan kemudian kontak dengan manusia hingga manusia dapat menularkannya ke manusia yang lain. Apa artinya? Untuk memutus mata rantai dari hewan yang sakit agar tidak menularkan ke manusia, perlu dilakukannya vaksinasi baik pada hewan maupun pada manusianya itu sendiri. Coba renungkan, satu saja vaksin yang belum ditemukan (seperti vaksin Coronavirus saat ini), berakibat fatal. Ya, karena tubuh kita belum mengenal virus ini (vaksin yaitu virus/bakteri yang dilemahkan). Fenomena yang cukup miris di masyarakat terkait vaksin yang sudah ada, tersedia secara gratis dan dapat diakses dengan mudah saja (imunisasi dasar pada bayi dan balita) kebanyakan dari ibu-ibu masih enggan mengimunisasi anaknya bahkan ada yang  suaminya melarang. Dibawah ini jenis-jenis vaksin yang umum yang dilakukan di Indonesia dan adapun daftar vaksin yang sudah ditemukan untuk mencegah berbagai penyakit dapat diakses dalam laman berikut https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/vaccines-list.html
pic source: ProSehat.com
         Kalau begini terus bagaimana? Untuk kasus munculnya virus atau bakteri baru, hal kecil yang penting dilakukan adalah dengan terus berperilaku hidup bersih dan sehat. Pandemi COVID-19 ini benar-benar menyadarkan masyarakat (tidak menghitung dengan yang tidak sadar ya wkwk) bahwa mencuci tangan sebelum dan sesudah menjamah apapun itu penting sekali. Sesederhana itu. Kemudian rasa ingin tahu menjadi lebih besar, bagaimana mengolah makanan atau minuman yang sehat dan bergizi, bagaimana menjaga imun tubuh, bagaimana memelihara tubuh agar tetap fit, bagaimana cara membersihkan lingkungan dengan disinfektan, kemudian merambah jadi ingin tahu apa itu APD (alat pelindung diri) bahkan sampai ke jenis-jenisnya, dan masih banyak lagi pengetahuan terkait kesehatan itu dicari dan tidak (lagi) menunggu disuguhkan.
        Mungkin memang begitu sebagian manusia mau berpikir. Diberi soal terlebih dahulu, barulah ia gelimpungan mengerjakan. Tidak masalah gelimpungan, asalkan yang perlu diperhatikan adalah waktu pengerjaan soal, agar tidak terlambat mengumpulkan lembar jawabannya. Semoga pandemi ini segera berakhir dan semoga kebiasaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tidak ikutan berakhir ya. Salam GERMAS! :)  *GERMAS: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
---

Platform Referensi:

WHO.int
CDC.gov
Wikipedia
CNN Indonesia
Tirto.id
Kompas.com

You May Also Like

0 comments

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Powered by Blogger.

Translate