Setahun Istimewa di Jogja

by - December 31, 2024

Apel pagi tiap Senin saat internship di Dinas Kesehatan Provinsi DIY
Haloo semuaaaa...
Terasa sekali ya struggle-nya menghidupkan blog selama setahun ini, perpaduan antara kesibukan dan kemalasan hahaha, tapi mari kita coba tulis saja ya, target tahunan minimal 5 post untuk blog ini.

Memasuki tahun kedelapan, Mangsi Berkisah awal mulanya memang diwujudkan dalam suasana refleksi tahun baru. pada tanggal 1 Januari 2018, postingan pertama "Sambut Energi Positif" mengawali perjalanan blog ini. Tujuan utamanya adalah sebagai bahan untuk mengawetkan memori, self-reminder dan kontemplasi pribadi. Bonus jika ada pembaca diluaran sana yang tidak sengaja terhibur atau terinspirasi dari tulisan-tulisan di blog ini ya alhamdulillah.
---
Menginjakkan kaki di Jogja pertama kali untuk tinggal pada 11 Agustus 2023, perjalanan dari stasiun Pekalongan dan turun di stasiun Tugu. Singkat cerita, perjalanan perkuliahan pasca sarjana dimulai pada hari itu. Kurang lebih setahun setengah tinggal di Jogja, tidak ada rasa tidak nyaman. Perasaan langsung betah dan menyenangkan. Kota yang istimewa katanya, dan benar, istimewa.

Tempat dimana-mana kesan pertamaku adalah aku akan ketemu banyak tempat yang ada "buku" nya, entah itu toko buku indie, book cafe, perpus jalanan, perpus keliling, gudang buku bahkan penerbit buku yang sebagian besarnya beralamat di Jogja. Hingga postingan ini terbit, tercatat aku sudah membuat daftar tempat-tempat "buku" yang ingin aku kunjungi lalu terhimpun sebanyak 27 destinasi, 10 diantaranya sudah ter-checklist. 

Universitas Gadjah Mada, menjadi rumah kedua selain tentunya kamar kos. Menyediakan Wisdom Park yang asri sehingga tidak bosan-bosannya aku meluangkan waktu kesana setiap minggunya, seenggaknya 1-2 kali/minggu. Perpustakaan pusat yang mempunyai spot kantin yang tidak mewah tetapi nyaman dipakai untuk melamun dan mencari inspirasi. Lalu tentu saja, gedung IKM dan Tahir tempat menimba ilmu dan belajar banyak hal baru. Bunga anggrek yang beragam, lantai 2 Masjid Ibnu Sina, kantong parkir seperti labirin, bakso dan mie ayam kantin Farmasi, dan meja kursi perpustakaannya akan menjadi memori yang melekat selama di FK-KMK UGM.

Selain itu, Jogja dengan setiap sudut kotanya, desanya, jalanannya yang estetik selalu ketika aku potret (hmm kecuali penampakan sampahnya yaaa). Potret gambar yang kusebut-sebut diatas aku kumpulkan dalam highlight akun instagram pribadi (bisa cek aja yaa). Aku sampai belum banyak terpikirkan bagaimana rindunya, seusai urusan kuliah selesai nanti. Sepertinya, akan kembali untuk menjenguk Jogja lagi dan lagi hahaha. Belum lagi kuliner dan tempat-tempat bernuansa alami hijau-hijau yang mudah ditemukan dan beragam rupanya. Kalau bisa kubilang sih, Jogja itu kayak miniatur sebuah dimensi untuk tempat orang-orang melarikan diri, atau biasa disebut escapism

Namun, point of view dari aku yang menjadikannya sebagai tempat tinggal dan tempat escapism sekaligus, Jogja tetap menyimpan sisi gelapnya. Tidak pernah bersinggungan langsung sih akan tetapi cukup meresahkan jika menyimak berita-beritanya. Misalnya saja fenomena klitih, kasus s word dimana-mana, konflik dan bentrok orang-orang timur, klub malam bertaburan, kos-kosan las vegas, tumpukan sampah dimana-mana dan lain sebagainya.

Entah mengapa, menurutku Jogja tetap patut menyandang sebutan Kota Istimewa. :))

---


 



You May Also Like

0 comments

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Powered by Blogger.

Translate