Angka Stunting: Sebuah Tanda SDM Unggul

by - August 25, 2019


    Menarik ya kawan, dalam pidato kenegaraan saat upacara Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia, salah satu pesan dalam pidato Presiden Joko Widodo menitikberatkan pada isu stunting. Kira-kira apa sih poin yang disampaikan oleh beliau? Mumpung masih dalam suasana bulan kemerdekaan, mari kita ulas bersama. :)

---
       Tema peringatan hari kemerdekaan tahun 2019 kali ini bertajuk “SDM Unggul, Indonesia Maju”. Kutipan-kutipan dari pidato Pak Jokowi berkaitan dengan SDM Unggul disini kurang lebihnya sebagai berikut:

“....Kita butuh SDM unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila. Kita butuh SDM unggul yang toleran, yang berakhlak mulia. Kita butuh SDM unggul yang terus belajar bekerja keras, berdedikasi....”
“....Kita butuh SDM yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter kuat. Kita butuh SDM yang menguasai keterampilan dan menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan....”
“.....Namun, untuk mencetak SDM yang pintar dan berbudi pekerti luhur harus didahului oleh SDM sehat dan kuat. Kita turunkan angka stunting sehingga anak-anak kita bisa tumbuh menjadi generasi yang premium. Kita perluas akses kesehatan dengan pemanfaatan teknologi dan pembangunan infrastruktur dasar ke seluruh pelosok tanah air. Kita tingkatkan kualitas kesehatan dengan pengembangan inovasi dan budaya hidup sehat.....”

       Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), angka prevalensi status gizi anak di Indonesia mengalami perbaikan. Angka stunting di tahun 2013 sebesar 37,21% menjadi 30,79% pada tahun 2018, kurang gizi sebesar 19,6% menjadi 17,68% sedangkan obesitas dari 11,90% turun menjadi 8,04%. Standar dari WHO (World Health Organization) bahwa angka prevalensi dikatakan baik untuk stunting ≤ 20%, kurang gizi ≤ 10% dan obesitas ≤ 5%. Tentu Indonesia masih jauh dari persentase tersebut, akan tetapi dengan adanya peran dan kerjasama antara pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat angka-angka tersebut tidaklah mustahil untuk dicapai.

source pic: Kemenkes RI
     Begitu pentingnya pencegahan stunting, sampai muncul jargon dari Kementerian Kesehatan RI yaitu “Cegah Stunting itu Penting”. Pak Jokowi pun menghimbau agar angka stunting diturunkan lagi agar anak tumbuh menjadi generasi yang premium. Sepenting itukah stunting?
    Stunting (kerdil) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah dua tahun yang disebabkan kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis). Akibat apabila anak mengalami kondisi stunting yaitu pertumbuhan tinggi badan melambat, pertumbuhan gigi terlambat, kurang dalam hal tes perhatian dan memori belajar, usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tanda pubertas terlambat dan wajah tampak lebih muda dari anak seusianya. Pencegahan stunting dapat dicegah dengan beberapa intervensi sebagai berikut:
1. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan
2. Pemberian makanan tambahan ibu hamil
3. Pemenuhan gizi
4. Persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli
5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
6. Berikan ASI Eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan
7. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi diatas 6 bulan - 2 tahun
8. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
9. Pantau pertumbuhan balita di Posyandu terdekat
10. Lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (source: indonesiabaik.id)
  Menurut penelitian Prendergast dan Humphrey (2014), stunting adalah proses yang berjalan seperti siklus karena anak perempuan yang dulunya stunting di masa kecil cenderung memiliki keturunan stunting. Stunting cenderung dipandang sebagai suatu kondisi yang ditentukan dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK), karena hal tersebut berbanding lurus dengan kejadian kegagalan pertumbuhan sejak kehamilan dan terus berlanjut sampai usia 24 bulan, dengan tanda pemulihan yang berjalan lambat.
      Siklus berantai ini dapat diputus apabila ada tindakan penanganan atau pencegahan yang berkaitan dengan asupan nutrisi yang memenuhi kebutuhan setiap kondisi. Dapat dimulai dengan pengelolaan asupan nutrisi yang baik pada remaja perempuan. Mereka rentan terkena anemia gizi besi, gangguan makan, picky eaters, body image, sedentary lifestyle dan sebagainya. Karena SDM unggul tercipta dari calon ibu hamil yang baik status gizinya. Jadi, sudahkah kalian sadar pentingnya menjaga asupan makanan sejak remaja, wahai kaum perempuan? 

source pic: brilio.net


You May Also Like

0 comments

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Powered by Blogger.

Translate